Minggu, 06 Mei 2012

Cinta kepada Allah, Cinta yang Tertinggi dan Termurni


“Wahai saudaraku, buka mata, buka hati, ada begitu banyak cinta di sekelilingmu, mulai dari  nikmat hembusan nafasmu hingga kedipan kecil dimata, itulah tanda kecintaan Allah padamu”
Isman Muayyad
“Hanyalah untuk Allah, kan ku persembahkan.
Cinta yang tertinggi dan termurni.
Yang tumbuh dalam nurani.
Hanyalah untuk Allah, slalu kusandarkan.
Segala pengharapan dan doa.
Beri daku cahya-Mu”
-Persembahan Cinta, Gradasi-
               Wahai saudaraku, kali ini izikanlah dirimu untuk mendengarkan suara hatimu, luangkanlah waktumu untuk sejenak merenung, bertafakur dan memejamkan mata. Cobalah sesekali kita membuka tidak hanya “mata sadar” kita tetapi juga mata hati kita. Renungkanlah, bahwa sesungguhnya kita selalu lupa dan terlena pada dunia, pikiran kita selalu terfokuskan pada apa yang kita lihat, bukan pada siapa yang menciptakan. Padahal, segala kenikmatan yang diberikan kepada kita itu adalah bukti kecintaan Allah pada hamba-Nya. Tapi kita seringkali lupa, dan terlena akan cinta kepada sesama. Bahkan kita seolah “hilang ingatan” bahwasannya tiap hembusan nafas dan kedipan mata adalah pemberian Allah, cinta Allah, tapi pernahkah kita membalas cinta-Nya yang begitu indah ini? Pernahkah kita memikirkan bagaimana caranya untuk membalas cinta pada Allah?
            Wahai saudaraku, marilah kita mencoba menyimpan perasaan kita hanya untuk Allah semata, karena Dia-lah satu-satunya yang memberikan nikmat kehidupandi atas dunia ini. Itulah yang dituturkan oleh Hasan bin Tsabit, saat ia berkata,
Wahai Tuhan, aku tidak akan meninggalkan pintu-Mu
Dan tidak akan berusaha menggapai pintu lain selain pintu-Mu
Aku akan menenun baju keridhaan-Mu
Sungguh aku sangat tersanjung telah menjadi salah satu dari hamba-hamba-Mu
Aku berbisik lirih dalam keheningan subuh
Saat dikatakan Siapakah Tuhan-Mu?
Tuhanku adalah Sang pencipta Alam
Aku sungguh sangat terhormat telah menjadi salah satu dari hamba-hamba-Nya
Tuhanku adalah yang menerbitkan fajar
Aku tidak akan berusaha menggapai pintu lain selain pintu-Mu
                Mari kita mengembalikan cinta kepada sesama kita dengan mengembalikan ketaatan kita kepada Allah. Mari meninggalkan maksiat-maksiat, hingga kita pun bisa hidup terus menerus dalam naungan cinta-Nya. Amin ya Rabbal’alamin.

1 komentar:

  1. :) subhanallah akh.. lanjutkan terus akh menulisnya.. tetap dan terus membuat perubahan dalam diri dan lingkungan nya akh :)

    BalasHapus