“Wahai saudaraku, buka
mata, buka hati, ada begitu banyak cinta di sekelilingmu, mulai dari nikmat hembusan nafasmu hingga kedipan kecil
dimata, itulah tanda kecintaan Allah padamu”
Isman Muayyad
“Hanyalah untuk Allah, kan ku persembahkan.
Cinta yang tertinggi dan termurni.
Yang tumbuh dalam nurani.
Hanyalah untuk Allah, slalu kusandarkan.
Segala pengharapan dan doa.
Beri daku cahya-Mu”
-Persembahan Cinta, Gradasi-
Wahai
saudaraku, kali ini izikanlah dirimu untuk mendengarkan suara hatimu,
luangkanlah waktumu untuk sejenak merenung, bertafakur dan memejamkan mata. Cobalah
sesekali kita membuka tidak hanya “mata sadar” kita tetapi juga mata hati kita.
Renungkanlah, bahwa sesungguhnya kita selalu lupa dan terlena pada dunia,
pikiran kita selalu terfokuskan pada apa yang kita lihat, bukan pada siapa yang
menciptakan. Padahal, segala kenikmatan yang diberikan kepada kita itu adalah
bukti kecintaan Allah pada hamba-Nya. Tapi kita seringkali lupa, dan terlena
akan cinta kepada sesama. Bahkan kita seolah “hilang ingatan” bahwasannya tiap
hembusan nafas dan kedipan mata adalah pemberian Allah, cinta Allah, tapi
pernahkah kita membalas cinta-Nya yang begitu indah ini? Pernahkah kita
memikirkan bagaimana caranya untuk membalas cinta pada Allah?
Wahai
saudaraku, marilah kita mencoba menyimpan perasaan kita hanya untuk Allah
semata, karena Dia-lah satu-satunya yang memberikan nikmat kehidupandi atas
dunia ini. Itulah yang dituturkan oleh Hasan bin Tsabit, saat ia berkata,
Wahai Tuhan, aku tidak akan meninggalkan pintu-Mu
Dan tidak akan berusaha menggapai pintu lain selain pintu-Mu
Aku akan menenun baju keridhaan-Mu
Sungguh aku sangat tersanjung telah menjadi salah satu dari
hamba-hamba-Mu
Aku berbisik lirih dalam keheningan subuh
Saat dikatakan Siapakah Tuhan-Mu?
Tuhanku adalah Sang pencipta Alam
Aku sungguh sangat terhormat telah menjadi salah satu dari
hamba-hamba-Nya
Tuhanku adalah yang menerbitkan fajar
Aku tidak akan berusaha menggapai pintu lain selain pintu-Mu
Mari
kita mengembalikan cinta kepada sesama kita dengan mengembalikan ketaatan kita
kepada Allah. Mari meninggalkan maksiat-maksiat, hingga kita pun bisa hidup
terus menerus dalam naungan cinta-Nya. Amin ya Rabbal’alamin.